KEFATAYATAN DAN CITRA DIRI
KADER FATAYAT
Oleh : Khizanaturrohmah
FATAYAT NAHDLATUL ULAMA’ adalah organisasi pemudi (wanita muda) Islam yang
merupakan salah satu badan otonom di lingkungan Nahdlatul Ulama’. Fatayat NU didirikan di Surabaya
pada tanggal 24 April 1950, bertepatan dengan tanggal 7 Rajab 1317 H.
TUJUAN ;
1. Membentuk perempuan muda NU yang
bertakwa kepada Allah SWT, berakhlakul karimah, beramal sholeh,cakap,
bertanggung jawab, berguna bagi agama, nusa, bangsa dan negara.
2. Mewujudkan kesetiaan dan rasa
memiliki terhadap asas, akidah dan tujuan Nahdlatul Ulama.
VISI :
Terpenuhinya keadilan dan kesejahteraan perempuan
Melalui penguatan hak – hak perempuan.
MISI :
1. Membangun kesejahteraan
perempuan.
2. Membangun kemandirian perempuan.
3. Mengupayakan perubahan kebijakan
yang memihak perempuan.
4. Membangun kapasitas sumber daya
manusia.
5. Membangun kapasitas organisasi.
SEJARAH BERDIRINYA FATAYAT
Sejarah berdirinya fatayat secara umum dapat dipetakan dalam tiga tahap :
1.Tahap perinitisan
( 1950 – 1953 ), pada tahap ini dimulai dari kota
Surabaya dan
sekitarnya oleh tiga orang perempuan yang kita kenal dengan ” TIGA
SERANGKAI “ yaitu Khuzaemah Mansur, Aminah Mansur, Murtosiah
Hamid. Pada masa ini tenaga dan fikiran yang dikerahkan sungguh luar
biasa, mereka harus berjuang untuk meyakinkan kepada NU perlunya di bentuk
wadah bagi perempuan muda di dalam organisasi NU. Perintisan yang mereka
lakukan dari tahun 1950 baru mendapat pengesahan dari NU pada tahun 1952 dalam
muktamar NU di Palembang. Kontribusi Fatayat
NU yang perlu di catat pada masa ini adalah bahwa kehadirannya menjadi “
pencerah ” bagi kaum perempuan lapisan bawah yang berkultur santri.
Program utamanya adalah mendirikan sekolah-sekolah dari TK hingga sekolah guru
dan pemberantasan buta huruf( menjadikan masyarakat melek huruf) serta
kegiatan-kegiatan kewanitaan.
2.Periode pengembangan dan
konsolidasi organisasi 1953-1969 Pada masa ini mulai terbentuk
organisasi fatayat NU dari tingkat ranting sampai pusat. Untuk memperkuat SDM
anggota diadakan kursus bahasa Indonesia dan pelatihan kader kepemimpinan, juga
dibentuk media komunikasi dengan nama “melati” .
Akan tetapi di tengah-tengah semangatnya
kader fatayat NU membangun organisasinya terhambat oleh kebijakan pemerintah
orde baru, di mana organisasi NU dan badan otonomnya termasuk di dalamnya
Fatayat selalu di kontrol bahkan di batasi ruang geraknya sehingga mengalami
ketidakleluasaan dalam beraktifitas . Pada masa ini NU dan badan otonomnya
benar-benar dimarginalkan ( di pinggirkan ), hal ini terbukti dengan adanya suasana psikologis yang dialami
warga NU berupa ketakutan karena intimidasi dll. Selama kurang lebih 12 tahun
fatayat NU mengalami masa kevakuman sampai pada tahun 1979 dimana Muslimat NU
dan Fatayat NU menggelar kongres bersama di Semarang.
Pasca kongres inilah merupakan kebangkitan
kembali Fatayat NU yang kita sebut tahap ketiga. Di bawah
kepemimpinan Mahfudloh Ali Ubaid Fatayat NU bangkit kembali dengan melakukan
konsolidasi organisasi dan merumuskan program serta realisasinya walaupun untuk
itu harus berkompromi dengan kebijakan pemerintah. Kalau tidak ingin mengalami
penghancuran. .Program pemerintah yang di ikuti Fatayat NU adalah PKK, apotek
hidup dll. Pada akhir tahun 1990 an Fatayat NU
mulai bersentuhan dengan yang namanya gerakan perempuan yang
berperspektif gender. Ide-ide kesetaraan gender ini tidak hanya sekedar wacana
akan tetapi sudah di implementasikan dalam bentuk aksi kongkrit berupa
kegiatan-kegiatan penyadaran di tingkat lapisan masyarakat akar rumput, dengan
mendirikan lembaga-lembaga yang berusaha memberikan solusi terhadap
problem-problem yang di hadapi masyarakat seperti kekerasan dalam rumah tangga
dan kesehatan reproduksi.
ANALISIS SWOT ( STRENGTH, WEAKNESS, OPPORTUNITY,
THREAT ) FATAYAT NU.
KEKUATAN ; Memiliki anggota yang cukup banyak ,Struktur organisasi
tertata dari tingkat ranting sampai pusat. Memiliki visi misi yang jelas, Mempunyai
dasar perjuangan dan tujuan yang jelas,
KELEMAHAN ; Tidak memiliki data real anggota (data base),SDM
anggota dan pengelola organisasi rendah, Pengkaderan kurang berjalan dengan
baik, Manajemen organisasi yang belum profesional (teratur dengan baik). Fund
rising dan networking yang lemah, Sarana
infra struktur yang kurang memadai
KESEMPATAN / PELUANG : Kemudahan mengembangkan program karena memiliki
kebesaran anggota secara kuantitas, dukungan dan kemitraan
dari GO dan NGO, Dukungan politis dari partai,
Program yang strategis dan tepat sasaran, Kepercayaan masyarakat, Kebijakan
pemerintah tentang pemberdayaan perempuan
ANCAMAN / TANTANGAN ; Modernisasi dan globalisasi dimasyarakat yang mempengaruhi nilai-nilai
Aswaja, Semakin menguatnya gerakan-gerakan Islam transnasional yang
menggerogoti prinsip nahdliyin, Overlapping dengan kegiatan
internal NU, Intervensi dari luar organisasi, Interpretasi norma agama yang
bias gender, Persaingan yang tidak sehat di level pengelola organisasi,
Pemikiran kader yang kurang kritis dan cenderung pragmatism.
CITRA DIRI KADER FATAYAT NU
Dimaksudkan dengan citra diri kader fatayat NU adalah gambaran
yang dimiliki oleh orang banyak mengenai pribadi secara
perorangan sebagai kader fatayat NU . Kader adalah
anggota organisasi yang menyadari fungsinya , faham terhadap ideologi, visi dan
misi organisasi serta bertanggung jawab dalam pengembangan kehidupan
berorganisasi. Adapun fungsi kader adalah memelihara ,meningkatkan kesadaran
berorganisasi bagi anggota demi tercapainya tujuan organisasi serta mempunyai
potensi untuk menerima estafet kepemimpinan
organisasi.
Memotret sosok pribadi kader Fatayat NU atau citra dirinya tidak bisa
dilepaskan dengan tujuan didirikannya Fatayat NU, tujuan yang dimaksud didalam
PD PRT adalah tataran idealita yang bersifat kualitatif , oleh karena itu
tujuan tersebut belum bisa dijalankan sebagaimana mestinya sebelum dicari
indikator dari setiap variabel yang ada dengan cara mengidentifikasi setiap
variabel .
Mencermati dari tujuan didirikannya fatayat seperti tersebut di atas,
paling tidak bisa kita ambil sebuah konklusi / kesimpulan bahwa kader Fatayat
adalah mempunyai ciri-ciri :
·
Amanah
: Kader harus dapat dipercaya dalam
menjalankan tugas organisasi , dapat
dipercaya segala ucapan dan tindakannya.
·
Memiliki
jiwa militan : Kader harus loyal pada
organisasi dalam arti yang benar, loyalitas dapat dinilai berdasarkan
komitmennya dalam bertindak , bersikap
sesuai dengan visi dan misi organisasi tidak melanggar PD/PRT.
·
Keteladanan : Sikap ini sangat diperlukan karena kader
adalah aset bagi organisasi, bangsa dan negara, jika anggota kader memiliki
jiwa keteladanan , maka dengan teladan yang baik diharapkan dapat menjadi
contoh dan ditiru oleh masyarakat di lingkungan tinggalnya dalam kehidupan
sehari-hari .
·
Kreatif
dan dinamis : Kader adalah selalu siap
menerima perubahan serta menghadapinya dengan positif dan selalu berupaya
mencari solusi terbaik dan bermanfaat terhadap setiap persoalan yang akan
timbul karena perubahan.
·
Motivator : Kader harus sadar bahwa hidup ini tidak
sendirian , hidup ini berada ditengah-tengah masyarakat yang majemuk, oleh
sebab itu kader Fatayat harus mampu memberikan motivasi kepada masyarakat untuk
berbuat sesuatu menuju tatanan yang lebih baik .
·
Membangun
jaringan : Sebetulnya persoalan ini tidak asing bagi kader Fatayat . Membangun jaringan adalah merupakan implementasi
dari makna silaturrohim . Jaringan ini sangat dibutuhkan untuk memperkuat
organisasi baik secara institusi, finansial, solidaritas. Jaringan itu baik
dari intern organisasi maupun extern organisasi .
·
Mandiri
: Kader Fatayat idealnya adalah mampu menciptakan sesuatu bukan diciptakan oleh
sesuatu . Bagaimana kader Fatayat mampu memberikan motivasi kepada orang lain
kalau hidupnya masih dalam tanggungan orang lain .
·
Berwawasan
luas : Dengan memiliki wawasan yang luas , diharapkan kader dapat membangun
budaya pikir agar mampu dan bijaksana dalam bersikap, dan responsif ketika
menghadapi berbagai macam problem sosial .
Dengan demikian ,
dari uraian tersebut diatas bisa kita formatkan sosok manusia Fatayat atau
kader Fatayat NU adalah : Wanita muda , religius , berilmu (
intelektual ),militan,bermoral, sosial , kreatif inovatif dan mandiri. Gambaran kader Fatayat yang demikian itulah yang harus menjadi out put
dari setiap pelatihan.
Sekian, mudah – mudahan bermanfaat.
Semarang, 28 Januari 2012
Disampaikan dalam acara DTD Fatayat NU Kab. Kudus
KEPEMIMPINAN DAN KEORGANISASIAN
KEPEMIMPINAN
Arti
kepemimpinan adalah “suatu kekuatan yang menggerakkan perjuangan atau kegiatan
seseorang menuju sukses ( Robert Schuller ). Menurut Edi Suwardi Pemimpin adalah seseorang yang bertindak
memimpin, membina dan mempengaruhi tingkah laku orang lain kearah tujuan
yang dikehendaki .
Seorang pemimpin harus menunjukkan kecerdasan,
kedewasaan, kemampuan dalam berinteraksi sosial, motivasi diri dan mendorong
berprestasi serta sikap dalam menjalin hubungan kemanusiaan.
Gaya
kepemimpinan ada empat yaitu:
Gaya direktif : Gaya ini adalah gaya otoriter atau semua
kegiatan berpusat pada pemimpin, orang lain harus menurut dan sedikit sekali di
beri kebebasan berkreasi.
Gaya Konsultatif : Pemimpin sebagai pemberi bimbingan,
motivator, dan nasehat dalam rangka mencapai tujuan.
Gaya Partisipatif : gaya ini
merupakan pengembangan dari gaya
konsultatif. Pemimpin cenderung memberikan
kepercayaan atas kemampuan orang lain (bawahan) banyak mendengar, bekerjasama, menerima
dan selalu memonitor proses pengambilan keputusan.
Gaya Delegasi : Mendorong kemampuan bawahan dalam mengambil
inisiatif, gaya
ini dapat berjalan jika bawahan memperlihatkan tingkat kompetensi dan keyakinan
dalam mengejar tujuan organisasi.
Sukses atau
gagalnya suatu organisasi dalam melaksanakan misinya dapat di ketahui jika
pemimpin mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Beberapa hal yang harus dilakukan oleh
seorang pemimpin agar sukses adalah: Selalu melakukan komunikasi, mengkoordinasi,
mengorganisasi, memotivasi, memanfaatkan
sumber daya, Membuat penetapan pedoman kerja, Selalu menklarifikasi
harapan-harapan.
Pemimpin juga
harus realistik , banyak akal , memulai
sendiri, kestabilan emosional , komunikator yang cakap, percaya diri sendiri ,
partisipatif sosial .
Pemimpin
yang bermutu adalah :
1. Tegas dan konsekuen dalam pengambilan
keputusan
2. Berwibawa dimata bawahan
3. Bertanggung jawab atas segala hasil yang
dicapai bawahan.
Seorang
pemimpin dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik jika ia menyadari akan tiga
hal :
1 .
Abilitas ( kemampuan atau kecakapan
untuk memimpin
2 .
Otoritas ( kewenangan untuk melaksanakan
koordinasi kerja )
3 .
Responsibilities ( tanggung jawab mengenai apa yang ia ambil dalam keputusan )
KEORGANISASIAN
Organisasi adalah
sebuah kumpulan beberapa orang untuk mencapai sebuah tujuan bersama. Di dalam
sebuah organisasi setidaknya harus mengandung empat unsur :1. Strategi
( sasaran- sasaran organisasi dan cara-cara yang di tempuh untuk mencapai
sasaran itu). Strategi harus di rumuskan secara jelas dan perumusan itu harus
di lakukan secara kolektif dan partisipatif. 2. Struktur,
struktur organisasi adalah hal yang mengelompokkan dan pembagian tugas-tugas
wewenang dan tanggung jawab. 3. Sistem. Sistem dalam organisasi
mencakup syarat-syarat dan kesepakatan-kesepakatan yang berkaitan dengan tata
cara informasi komunikasi dan pembuatan
keputusan. 4. Budaya , proses dalam organisasi sangat ditentukan
oleh budaya organisasi tersebut, yakni perpaduan pendapat-pendapat perorangan,
nilai-nilai yang di anut bersama, norma- norma yang di ikuti oleh para
anggotanya.
Sekian semoga bermanfaat
Play Spades at RYRO Casino
BalasHapusSpades is 의왕 출장안마 a trick taking game where two partnerships form. 충주 출장안마 The object is to 화성 출장안마 win a 부천 출장마사지 trick, and if that happens, both players must be 과천 출장안마 on